Kalian tahu ramen? Yup, makanan
favorit Naruto itu lho! Sekarang saya akan membahas tentang mie kuah yang lezat
ini.
Tokyo
Ramen dari daerah Kanto
Mungkin banyak yang mengira kalau
ramen adalah makanan khas Jepang. Eits, kalau kalian berpikir seperti itu,
kalian salah! Ramen memang terkenal ke-Jepangannya, namun ramen berasal dari
negara China. Orang Jepang juga kadang menyebut ramen sebagai chuka soba atau soba dari China, karena soba dalam bahasa Jepang bisa berarti
mie.
Nah, cara membuat ramen yang saya
dapat dari wikipedia yaitu :
Rebusan mi hasil buatan tangan
atau buatan mesin diceburkan ke dalam sebuah mangkuk berisi kuah yang dibuat dari berbagai jenis kaldu (umumnya dengan dasar kaldu babi). Pada
umumnya chasiu, menma, dan
irisan daun bawang ditambahkan di atas mi sebagai lauk atau
penyedap.
Mi yang biasanya berwarna
kuning dibuat dari terigu dengan kadar gluten tinggi ditambah air dan bahan kimia
tambahan seperti potasium karbonat, natrium karbonat dan kadang-kadang asam fosfat.
Bahan-bahan kimia yang bersifat alkali mengubah sifat alami gluten dalam tepung
terigu dan membuat mi menjadi kenyal sekaligus mengaktifkan senyawa flavonoid
yang terkandung dalam tepung terigu sehingga mi berwarna kuning. Perbandingan
air dan tepung terigu adalah kira-kira 1 : 35%, semakin banyak air maka
semakin lunak pula mi yang dihasilkan.
Di atas ramen umumnya
ditambahkan penyedap berupa beraneka ragam lauk seperti: chasiu, menma, telur
rebus, sayuran hijau (seperti bayam), irisan daun bawang, nori, atau narutomaki sebagai hiasan. Telur rebus untuk ramen
biasanya berwarna coklat karena direbus di dalam kuah bekas rebusan chasiu.
Sayuran sekaligus penyedap yang paling umum untuk ramen adalah irisan daun bawang.
Sebelum ditambahkan ke dalam ramen, sebagian penjual ramen lebih dulu
menggoreng irisan daun bawang di dalam minyak goreng.
Hakata
Ramen dari daerah Kyushu
Hmm, sudah terbayang lezatnya! Namun jangan khawatir, di Indonesia sudah bisa ditemukan berbagai restoran ramen yang tidak mengandung babi alias HALAL! Tapi tentu saja jangan lupa untuk tetap menanyakannya ya.
oleh : Salma Afina
0 komentar:
Dí lo que piensas...